JAMBI, korem042gapu.mil.id – Satuan Tugas Gabungan Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgasgab Karhutla) Provinsi Jambi mendapat tambahan satu helikopter water boombing setelah 4 hari lalu juga mendapatkan water bombing.
“Satgasgab Karhutla Jambi sendiri hari ini akan mendapatkan tambahan alokasi 1 Heli water bombing lagi type Kamov 32T setelah 4 hari lalu juga mendapatkan tambahan 1 heli water bombing, sehingga total heli water bombing Jambi akan menjadi 3 unit”. Semoga ini bisa memperkuat satgas untuk pemadaman secara cepat, ujar Komandan Korem 042/Gapu selaku Dansatgasgab Provinsi Jambi Kolonel Arh Elphis Rudy,M,Sc,S.S, Sabtu (14/9/2019).
Terkait Karhutla di Jambi dan dari hasil rakor pengendalian Karhutla di Kemenkopolhukam Jakarta, Jum’at (13/9), Bahwa memang terjadi peningkatan jumlah hotspot yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia terutama di daerah rawan karhutla seperti Kalteng, Kalbar, Kalsel, Riau, Sumsel dan Jambi dan juga daerah – daerah lainnya.
Peningkatan ini diindikasikan sebagai akibat dari masyarakat mengejar waktu tanam sebelum datangnya musim hujan. Khusus di Jambi sendiri juga ada peningkatan sampai menyentuh sekitar 150 an titik api dalam seminggu terakhir dan terbanyak di wilayah Muaro Jambi dan Tanjab Timur, kata Elphis.
Satgasgab Karhutla Jambi terus berusaha melaksanakan pemadaman dan pendinginan titik api ditengah kesulitan dan kendala berupa panas terik, angin kencang serta semakin terbatasnya sumber – sumber air karena kanal dan embung – embung air yang kering serta lokasi yang jauh dan sulit dijangkau.
Satgasgab melakukan berbagai upaya mulai dari pembuatan kanal – kana cacing untuk melokalisir meluasnya kebakaran, pemadaman dengan penyiraman dan pemadanan manual dengan perlengkapan seadanya karena kesulitan air dan juga dengan pengeboman dengan water bombing, ujar Elphis.
Alhamdulillah sampai pukul 08.42 pagi ini titik api semakin menurun menjadi 26 titik api. Jambi saat ini memang sangat membutuhkan adanya rekayasa cuaca untuk menurunkan hujan, dan sudah mengajukan permintaan ke BPPT, namun demikian daerah yang akan mendapatkan prioritas TMC (teknologi modifikasi cuaca) sesuai kondisi wilayah yg paling memerlukan saat ini adalah Riau, Sumsel dan Palangkaraya (Kalteng), namun demikian pemerintah dibawah koordinasi BNPB akan membentuk Tim PPRC (pasukan pemadam reaksi cepat) dimana pesawat TMC sudah dimuati bahan baku rekayasa cuaca sambil menunggu berkumpulnya akumulasi 70 % awan sebagai prasyarat rekayasa cuaca di daerah tertentu yang akan terus dipantau permenit oleh BMKG. Jika sdh memenuhi syarat maka pesawat langsung diterbangkan untuk menyemaikan benih hujan buatan, katanya.
Jadi BMKG Jambi juga akan terus memantau akumulasi 70% awan diatas Jambi untuk dilaporkan ke Tim PPRC sehingga masih ada kemungkinan Jambi juga akan diberi hujan buatan jika kondisi memungkinkan dengan menggeser pesawat TMC yang standby di Pekanbaru dan Palembang.
Perlu juga kita ketahui bahwa Satgasgab Karhutla Jambi dalam seminggu terakhir sudah menerjunkan tambahan tim PPRC gabungan sejumlah 100 personel ke beberapa lokasi bergabung dengan personel yang sudah ada ke lokasi Dendang, dan Kumpeh. Kita juga akan menerjunkan tambahan lagi termasuk 1 SSK personel gabungan Yonif R 142/KJ dan Brimob yang khusus akan melaksanakan penjagaan dilokasi – lokasi yang rawan untuk dibakar.
“Kita akan jaga ketat lokasi rawan dengan patroli dan penjagaan disamping sosialisasi yang masih gencar dilakukan. Hal ini dilakukan untuk benar menekan jumlah masyarakat atau oran – orang tertentu yang ingin membuka lahan dengan membakar”, ujar Elphis.
Dihimbau kepada Masyarakat harus benar – benar waspada akan terjadinya kebakaran. Apalagi diperkirakan musim penghujan baru akan datang pada pertengahan bulan oktober 2019, kata Ephis.(penrem042gapu)